×

La Niña Diprediksi Hadir di Musim Dingin 25/26: Apa Dampaknya bagi Cuaca dan Resor Ski Dunia?

La Niña Diprediksi Hadir di Musim Dingin 25/26: Apa Dampaknya bagi Cuaca dan Resor Ski Dunia?

Story EdelweissFenomena La Niña diperkirakan akan muncul pada musim gugur hingga awal musim dingin tahun 2025 menurut laporan terbaru dari NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration). Badan cuaca Amerika Serikat ini menyebut bahwa peluang La Niña akan mencapai puncaknya pada periode Oktober hingga Desember, sebelum akhirnya kembali netral pada fase berikutnya. Kondisi ini menjadi perhatian besar karena perubahan kecil di Samudra Pasifik bisa memengaruhi pola Weather di seluruh dunia, termasuk curah hujan, suhu, hingga musim ski di berbagai negara.

Bagi pecinta olahraga musim dingin, kabar ini tentu jadi sesuatu yang ditunggu-tunggu. Pasalnya, La Niña identik dengan suhu laut Pasifik yang lebih dingin dari rata-rata, dan hal itu memberi sinyal kuat akan terjadinya peningkatan curah salju di wilayah tertentu. Bagi penggemar ski, kondisi Weather ini dianggap sebagai peluang emas untuk mendapatkan pengalaman bermain ski dengan tumpukan salju yang lebih tebal.

Baca Juga : SMA Ma’arif NU 1 Kemranjen Perkuat Sekolah Ramah Tanpa Bullying

Secara umum, La Niña dikenal lebih “bersahabat” dengan wilayah barat laut Amerika Serikat. Sejarah mencatat, ketika La Niña hadir, beberapa negara bagian seperti Washington, Oregon, dan Idaho kerap mengalami lonjakan curah salju yang luar biasa. Sementara itu, bagian selatan AS seperti California Selatan, Arizona, dan New Mexico justru mengalami kondisi kering. Jadi, dampak Weather La Niña ini tidak sama di setiap wilayah, dan inilah yang membuat fenomena ini selalu menarik untuk diamati.

Bagaimana La Niña Mengubah Pola Weather Dunia?

La Niña merupakan salah satu fase dari siklus ENSO (El Niño-Southern Oscillation) yang sangat berpengaruh terhadap pola iklim global. ENSO sendiri terdiri dari tiga fase utama: El Niño, La Niña, dan fase netral yang sering disebut “La Nada”. Ketiganya adalah “pengatur alami” yang dapat memengaruhi arah pergerakan angin, curah hujan, hingga suhu permukaan laut. Ketika La Niña muncul, perairan Pasifik bagian tengah dan timur mengalami pendinginan signifikan. Pendinginan inilah yang memicu perubahan Weather secara luas.

Untuk para peramal cuaca, La Niña memberikan semacam petunjuk. Dengan adanya suhu laut yang lebih dingin, pola angin barat dan badai musim dingin bisa bergerak ke arah yang lebih utara. Artinya, semakin besar kemungkinan negara bagian di barat laut Amerika mendapatkan salju lebih tebal. Sebaliknya, wilayah lain yang biasanya subur bisa saja mengalami kekeringan. Efek domino dari fenomena ini bahkan bisa terasa hingga ke Asia dan Australia, dengan peningkatan hujan lebat yang berpotensi menyebabkan banjir. Semua perubahan Weather itu saling terkait satu sama lain.

Kalau dibandingkan, El Niño justru berkebalikan. Saat El Niño datang, suhu laut Pasifik menghangat, sehingga membawa lebih banyak hujan ke wilayah selatan AS dan mengurangi salju di barat laut. Tetapi menurut NOAA, dalam waktu dekat, El Niño tidak diperkirakan muncul. Dengan begitu, fokus utama kini ada pada bagaimana La Niña akan mengubah pola Weather selama musim dingin 25/26 mendatang.

Baca Juga : 6 Pilihan Makanan Sehat untuk Menjaga Tubuh Tetap Kuat dan Bugar

4 Resor Ski yang Akan Paling Diuntungkan La Niña

Fenomena La Niña tidak hanya menarik perhatian ilmuwan, tapi juga membuat para pengelola resor ski bersiap-siap. Pasalnya, setiap perubahan kecil pada Weather bisa sangat memengaruhi jumlah wisatawan. Berikut empat resor ski yang diyakini akan meraup keuntungan besar jika La Niña benar-benar hadir.

1. Mt. Baker, Washington

Mt. Baker sering dijuluki sebagai “rumah” La Niña karena sejarah panjangnya dengan salju lebat. Rata-rata, resor ini menerima sekitar 688 inci salju setiap musim, dan pada tahun 1998-1999 ketika La Niña cukup kuat, Mt. Baker berhasil memecahkan rekor dunia dengan total salju mencapai 1.140 inci atau setara 95 kaki. Angka itu sudah diverifikasi oleh NOAA sebagai catatan resmi. Tidak heran jika hingga sekarang, Mt. Baker selalu masuk daftar destinasi favorit saat fenomena La Niña memengaruhi Weather di kawasan Pasifik Barat Laut.

Bagi wisatawan, bermain ski di Mt. Baker berarti siap-siap menghadapi tumpukan salju yang dalam. Bahkan pada musim 2024-2025 yang lalu, meskipun tidak sekuat 1998-1999, salju yang turun masih mencapai 585 inci. Angka ini membuktikan bahwa dengan atau tanpa La Niña, kondisi Weather di Mt. Baker memang selalu “royal” dalam memberikan salju tebal bagi para penggemar olahraga musim dingin.

Dari sisi ekonomi, kehadiran La Niña di Mt. Baker jelas jadi peluang. Semakin banyak salju berarti semakin panjang musim ski. Ini artinya, resor bisa menerima lebih banyak pengunjung dan tentu saja mendorong perekonomian lokal. Dengan kata lain, fenomena La Niña bukan hanya soal Weather, tapi juga membawa dampak besar terhadap industri pariwisata.

Baca Juga : Peran Penting PAFI Supiori Bagi Kehidupan Masyarakat Papua

2. Timberline Lodge, Oregon

Timberline Lodge adalah salah satu resor ski legendaris di Oregon yang punya keunikan tersendiri. Resor ini dikenal sebagai salah satu lokasi yang bisa menawarkan ski hampir sepanjang tahun berkat cadangan salju yang sangat melimpah. Rata-rata salju tahunan memang tidak tercatat secara resmi, namun catatan musiman menunjukkan bahwa Timberline bisa mengantongi lebih dari 500 inci salju tiap musim. Pada musim 2024-2025, salju yang turun bahkan mencapai 533 inci. Kondisi Weather ini membuat Timberline selalu masuk radar para pencinta ski yang ingin merasakan sensasi bermain salju di tengah keindahan pegunungan Pasifik Barat Laut.

Fenomena La Niña menjadi faktor yang memperbesar peluang Timberline untuk menambah koleksi saljunya. Berada tepat di jalur pola iklim khas La Niña, Oregon punya potensi besar menerima curah salju ekstra. Bagi wisatawan, hal ini berarti kesempatan menikmati lereng ski yang lebih panjang dan lebih tebal. Jika NOAA benar dalam prediksinya, maka Weather musim dingin 25/26 bisa membuat Timberline kembali menjadi magnet utama para pencinta ski internasional.

Selain faktor cuaca, Timberline Lodge juga punya daya tarik budaya dan sejarah. Dibangun pada era Depresi Besar, resor ini kini menjadi National Historic Landmark yang selalu ramai pengunjung. Jadi, saat La Niña membawa salju lebih banyak, para wisatawan tidak hanya mendapatkan pengalaman ski yang luar biasa, tetapi juga bisa merasakan nuansa sejarah Amerika. Dengan Weather yang mendukung, Timberline seakan menjelma menjadi kombinasi sempurna antara olahraga, alam, dan budaya.

3. Whistler Blackcomb, British Columbia

Whistler Blackcomb di Kanada adalah resor ski yang sudah mendunia. Dengan rata-rata 408 inci salju per tahun, destinasi ini tidak pernah mengecewakan para penggemar olahraga musim dingin. Namun, ketika La Niña datang, peluang Whistler untuk mendapatkan curah salju di atas rata-rata semakin besar. Western British Columbia dikenal sebagai salah satu wilayah yang paling diuntungkan dari fenomena ini karena pola Weather cenderung mendorong badai salju ke arah pegunungan di kawasan tersebut.

Baca Juga : Open Trip Midnight Bromo, Pilihan Petualangan Seru Menikmati Sunrise dan Pesona Alam Bromo

Musim dingin di Whistler selalu menjadi daya tarik utama wisata Kanada. Saat La Niña muncul, bukan hanya lereng ski yang akan semakin padat oleh pengunjung, tapi juga industri pariwisata lokal ikut menggeliat. Hotel, restoran, hingga toko perlengkapan ski akan mendapat dampak positif dari meningkatnya jumlah wisatawan. Kondisi Weather yang dingin dan penuh salju ini menjadi daya jual utama, terutama bagi wisatawan dari wilayah tropis yang ingin merasakan pengalaman musim dingin “asli”.

Keunggulan lain dari Whistler adalah skala resornya. Dengan dua gunung besar—Whistler dan Blackcomb—resor ini menawarkan ratusan jalur ski untuk semua level. Bayangkan jika La Niña benar-benar hadir, setiap sudut gunung bisa tertutup salju tebal. Hal itu tentu membuat Weather musim dingin di Whistler jadi lebih istimewa dibanding tahun-tahun biasa. Tidak heran jika destinasi ini diperkirakan akan menjadi salah satu “juara” saat La Niña memperkuat musim dingin 25/26 nanti.

4. Lookout Pass, Idaho/Montana

Lookout Pass mungkin belum setenar Mt. Baker atau Whistler, tapi jangan remehkan resor ski yang satu ini. Berada di perbatasan Idaho dan Montana, Lookout Pass dikenal dengan curah saljunya yang stabil dan konsisten. Rata-rata, kawasan ini menerima sekitar 450 inci salju setiap musim, dan pada musim 2024-2025, angka tersebut kembali tercapai dengan total 452 inci. Stabilitas salju ini menjadi nilai jual utama, dan dengan adanya La Niña, peluang meningkatnya curah salju semakin besar. Kondisi Weather seperti ini jelas jadi kabar baik bagi komunitas lokal maupun wisatawan.

Meskipun relatif kecil dibandingkan resor besar lain, Lookout Pass punya daya tarik tersendiri: atmosfer yang lebih tenang dan ramah. Banyak keluarga memilih resor ini karena suasananya lebih santai dan tidak terlalu ramai. Ketika La Niña datang membawa salju lebih banyak, pengalaman bermain ski di Lookout Pass bisa menjadi lebih menyenangkan karena para pengunjung bisa menikmati lereng yang penuh salju tanpa harus berdesak-desakan. Dengan kata lain, fenomena Weather ini membuat Lookout Pass semakin menarik bagi mereka yang mencari pengalaman ski berbeda.

Baca Juga : Liburan Seru dan Tak Terlupakan ke Bromo Trip Bromo! Pilih Open Trip atau Private Trip?

Selain itu, Letak geografis Lookout Pass yang strategis juga memberi keuntungan tersendiri. Resor ini mudah diakses dari berbagai kota besar di sekitar Idaho dan Montana. Saat Weather musim dingin 25/26 dipengaruhi La Niña, resor ini bisa saja membuka musim lebih awal atau memperpanjangnya lebih lama. Hal itu tentu menguntungkan bagi para pengelola resor sekaligus memberikan lebih banyak pilihan bagi para pecinta ski.

Fenomena La Niña selalu menghadirkan rasa penasaran sekaligus antusiasme. Siapa pun yang mencintai musim dingin tahu bahwa La Niña bisa mengubah segalanya, dari salju yang menumpuk di pegunungan hingga peluang ekonomi yang terbuka lebar bagi industri pariwisata. Dengan prediksi NOAA yang menyebut La Niña kemungkinan besar hadir pada musim dingin 25/26, banyak pihak kini tengah bersiap. Bagi resor ski seperti Mt. Baker, Timberline Lodge, Whistler Blackcomb, hingga Lookout Pass, fenomena Weather ini bisa jadi berkah besar.

Namun, perlu diingat bahwa La Niña bukanlah jaminan mutlak. Pola iklim tetap bisa berubah, dan terkadang fase netral ENSO membuat ramalan cuaca jadi sulit diprediksi. Meski begitu, peluang besar tetap ada, terutama bagi wilayah barat laut Amerika dan Kanada. Dengan memahami bagaimana La Niña memengaruhi Weather, kita bisa lebih siap menghadapi musim dingin yang akan datang.

Jadi, apakah Anda siap menyambut musim dingin 25/26? Jika ya, maka La Niña mungkin akan menjadi sahabat terbaik Anda. Pastikan memantau perkembangan laporan cuaca resmi agar tidak ketinggalan update terbaru. Karena ketika fenomena besar seperti ini datang, Weather bukan hanya soal cuaca, tapi juga pengalaman hidup yang tak terlupakan.

Share this content:

Hanya pengagum pena dan aksara, menelusuri jejak makna dalam setiap kata. Menyukai sunyi yang berbicara lewat tulisan, tanpa ambisi, hanya ingin merasa dekat dengan cerita.

Post Comment