Ekonomi
NEWS
Edelweiss, Emas 21 Karat, Emas 22 Karat, Emas Perhiasan, Harga Emas, Harga Emas 24 Karat, Harga Emas Desember 2025, Harga Emas Dunia, Harga Emas Hari Ini, Harga Emas Indonesia, Harga Emas Perhiasan, Harga Emas Terbaru, Investasi Emas, Laku Emas, Raja Emas Indonesia, Story Edelweiss, Update Harga Emas
Admin
0 Comments
Harga Emas Perhiasan Bergerak Dinamis Jelang Akhir Tahun, Investor dan Masyarakat Diminta Lebih Cermat
Story Edelweiss – Pada Senin, 15 Desember 2025, Harga Emas perhiasan di Indonesia tercatat bergerak cukup beragam, mencerminkan dinamika pasar yang dipengaruhi berbagai faktor global maupun domestik. Perubahan ini terjadi hampir di seluruh kadar karat, mulai dari emas 24 karat hingga 12 karat, baik berdasarkan data Raja Emas Indonesia maupun Laku Emas (CMK Group). Kondisi ini menjadi perhatian masyarakat karena emas masih dianggap sebagai instrumen investasi aman sekaligus pelengkap gaya hidup, terutama menjelang akhir tahun ketika permintaan perhiasan biasanya meningkat.
Jika dilihat dari data Raja Emas Indonesia, Harga Emas perhiasan 24 karat per gram tercatat naik Rp 20.000 menjadi Rp 2.120.000. Namun, kenaikan ini tidak diikuti oleh kadar lainnya. Sebagian besar emas dengan karat di bawahnya justru mengalami penurunan harga, bahkan emas 21 karat tercatat turun cukup tajam hingga Rp 100.000 per gram. Penurunan ini menunjukkan adanya penyesuaian pasar yang dipengaruhi oleh fluktuasi harga emas dunia serta nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca Juga : Mengupas Tuntas Pengertian, Jenis-Jenis, dan Manfaat Pinjaman dalam Dinamika Keuangan Modern
Sementara itu, dari data Laku Emas (CMK Group), Harga Emas perhiasan menunjukkan tren yang relatif lebih stabil dengan kecenderungan naik tipis di hampir semua kadar karat. Emas 24 karat misalnya, naik Rp 3.000 menjadi Rp 2.087.000 per gram, sedangkan emas 22 karat naik Rp 3.000 menjadi Rp 1.785.000 per gram. Kenaikan tipis ini menandakan adanya optimisme pasar, meski tetap dibayangi ketidakpastian ekonomi global.
Faktor Musiman dan Proyeksi Harga Emas Dunia
Di dalam negeri, pergerakan Harga Emas perhiasan juga tidak lepas dari faktor musiman. Menjelang akhir tahun, permintaan emas biasanya meningkat seiring dengan momen liburan, pernikahan, hingga persiapan tahun baru. Kondisi ini kerap membuat harga emas perhiasan menjadi lebih fluktuatif, tergantung pada tingkat permintaan dan pasokan di pasar lokal. Oleh karena itu, masyarakat disarankan untuk rutin memantau perkembangan harga agar tidak salah menentukan waktu transaksi.
Dari sisi global, pengamat pasar komoditas Ibrahim Assuaibi memproyeksikan Harga Emas dunia masih berpotensi melanjutkan tren kenaikan hingga akhir tahun 2025. Menurutnya, sentimen geopolitik dan ekspektasi kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), menjadi pendorong utama penguatan harga emas. “Penguatan harga emas dunia identik dengan (faktor) tensi geopolitik,” ujar Ibrahim dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (14/12/2025).
Ibrahim juga mengungkapkan bahwa pada bulan Desember, Harga Emas dunia berpeluang mencetak rekor tertinggi baru. “Ada kemungkinan di bulan Desember harga emas dunia akan mencetak level tertinggi di US$ 4.440 per troy ons, melampaui level bulan Oktober,” jelasnya. Proyeksi ini membuat emas semakin menarik sebagai aset lindung nilai, terutama di tengah kondisi global yang penuh ketidakpastian.
Geopolitik dan Kebijakan The Fed Jadi Kunci
Lebih lanjut, Ibrahim menjelaskan bahwa kenaikan Harga Emas juga dipengaruhi oleh antisipasi pasar terhadap pergantian kepemimpinan The Fed, yang merupakan pilihan dari pemerintah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Perubahan kepemimpinan ini dinilai akan membawa arah kebijakan moneter yang lebih longgar, termasuk potensi penurunan suku bunga lebih dari satu kali. Kebijakan suku bunga rendah biasanya membuat emas semakin diminati karena biaya peluang memegang emas menjadi lebih kecil.
Selain itu, kondisi ekonomi Amerika Serikat turut memperkuat sentimen positif terhadap Harga Emas. Data pengangguran AS pada Oktober 2025 tercatat cukup tinggi, sehingga meningkatkan tekanan bagi bank sentral untuk kembali menurunkan suku bunga. Situasi ini membuat investor global cenderung mengalihkan aset mereka ke emas sebagai instrumen yang dianggap lebih aman di tengah ketidakpastian ekonomi.
Dari sisi geopolitik, reli Harga Emas diprediksi masih akan berlanjut seiring meningkatnya ketegangan di berbagai kawasan dunia. Konflik di Timur Tengah kembali memanas dengan meningkatnya tensi antara Iran dan Israel. Di Eropa Timur, situasi juga belum kondusif setelah adanya serangan besar terhadap pelabuhan Odessa di Ukraina. Belum lagi ketegangan di wilayah Selat Kalibia yang melibatkan Amerika Serikat dan Venezuela di bawah kepemimpinan Presiden Nicolas Maduro. Semua faktor ini membuat emas tetap menjadi pilihan utama investor global.
Melihat kondisi tersebut, masyarakat di Indonesia diimbau untuk lebih cermat dan aktif memantau Harga Emas perhiasan sebelum memutuskan membeli atau menjual. Dengan memahami faktor penyebab kenaikan dan penurunan harga, baik dari dalam maupun luar negeri, masyarakat diharapkan dapat menentukan strategi terbaik agar tidak hanya mengikuti tren, tetapi juga mendapatkan manfaat maksimal dari setiap transaksi emas yang dilakukan.
Share this content:



Post Comment