Education
Perkuliahan
Caption Skripsi, Cara Menulis Skripsi, Edelweiss, Format Skripsi, Heading Skripsi, Margin Skripsi, Microsoft Word Skripsi, Nomor Halaman Skripsi, Panduan Skripsi, Penulisan Skripsi, Revisi Skripsi, Section Break Skripsi, Skripsi, Skripsi Rapi, Story Edelweiss, Tips Skripsi, Ukuran Kertas Skripsi
Admin
0 Comments
Aturan Dasar Agar Skripsi Terlihat Rapi dan Teratur Sesuai Ketentuan Kampus
Story Edelweiss – Menyusun skripsi sering kali menjadi tantangan besar bagi mahasiswa tingkat akhir. Tidak hanya karena harus menulis dengan sistematis dan sesuai kaidah ilmiah, tetapi juga karena skripsi memiliki aturan penulisan yang cukup ketat. Banyak mahasiswa yang sudah lelah menyelesaikan isi skripsi, namun ketika sampai pada tahap pengecekan, justru harus mengulang revisi karena format penulisan yang tidak sesuai. Hal ini biasanya disebabkan oleh kurangnya pemahaman terhadap pedoman penulisan yang sudah disediakan kampus.
Padahal, setiap universitas hampir selalu menyediakan buku panduan atau pedoman resmi untuk membantu mahasiswa menulis skripsi dengan format yang benar. Sayangnya, pedoman ini sering diabaikan atau tidak dibaca secara mendetail, sehingga mahasiswa baru sadar ketika hasil cetakan skripsi tidak sesuai dan harus diperbaiki. Bayangkan, setelah ribuan kata ditulis, kemudian harus merombak format dari awal hanya karena ukuran kertas, margin, atau nomor halaman yang salah. Tentu hal ini bisa menguras waktu dan energi.
Oleh karena itu, memahami aturan dasar penulisan skripsi bukan hanya sekadar formalitas, melainkan sebuah kewajiban agar dokumen akhir terlihat rapi, profesional, dan sesuai standar akademik. Artikel ini akan membahas langkah-langkah penting yang harus diperhatikan agar skripsi kamu lebih terstruktur dan tidak membuat dosen atau pihak kampus memberikan revisi hanya karena kesalahan teknis.
Baca Juga : Kenapa Percetakan Tidak Selalu Bisa Print Full Warna Sampai Tepi Kertas?
1. Pahami Buku Panduan Penulisan Skripsi
Langkah pertama sebelum menulis skripsi adalah membaca dengan teliti buku panduan penulisan yang sudah disediakan oleh kampus atau fakultasmu. Setiap universitas biasanya memiliki aturan sendiri terkait tata cara penulisan skripsi, mulai dari ukuran kertas, margin, jenis font, hingga gaya sitasi yang harus digunakan. Jika kamu tidak memahami pedoman ini sejak awal, ada kemungkinan skripsi yang kamu susun akan jauh berbeda dengan yang diharapkan dosen pembimbing atau penguji.
Banyak mahasiswa berpikir bahwa menulis skripsi sama saja seperti menulis laporan biasa, padahal keduanya sangat berbeda. Skripsi menuntut konsistensi dalam hal format, bahasa, serta struktur penulisan. Misalnya, ada kampus yang mengharuskan penggunaan font Times New Roman ukuran 12 dengan spasi 1,5, sementara kampus lain bisa saja meminta penggunaan font Arial. Jika aturan kecil seperti ini saja dilanggar, maka skripsi bisa dianggap tidak memenuhi standar.
Selain itu, pedoman penulisan skripsi biasanya juga menjelaskan tentang cara menulis daftar pustaka, kutipan, hingga penempatan lampiran. Semua hal ini terlihat sederhana, tetapi sangat penting agar skripsi kamu tidak dikembalikan hanya karena detail teknis. Jadi, jangan malas membaca pedoman tersebut. Anggap saja pedoman itu adalah peta yang akan menuntun kamu menyelesaikan perjalanan panjang bernama skripsi.
2. Tentukan Ukuran Kertas dengan Benar
Salah satu kesalahan yang sering terjadi dalam penulisan skripsi adalah penggunaan ukuran kertas yang tidak sesuai. Kebanyakan kampus mensyaratkan penggunaan ukuran A4, tetapi ada juga yang membolehkan A5 atau ukuran khusus sesuai kebijakan. Masalahnya, jika sejak awal kamu mengetik skripsi tanpa memperhatikan ukuran kertas, maka ketika diubah di tahap akhir, seluruh format bisa berantakan.
Baca Juga :Â Tips Membuat Border Margin Rapi dan Sesuai Ukuran di Microsoft Word
Ukuran kertas yang salah bisa mengacaukan margin, penempatan tabel, bahkan susunan halaman dalam skripsi. Misalnya, tabel yang tadinya muat di satu halaman bisa berpindah ke halaman berikutnya, sehingga mengubah susunan isi. Hal ini tentu akan membuatmu repot, apalagi jika skripsi sudah hampir selesai. Oleh karena itu, penting untuk memastikan ukuran kertas sudah sesuai sejak lembar pertama skripsi kamu diketik.
Cara mengatur ukuran kertas di Microsoft Word sebenarnya sangat mudah. Kamu hanya perlu membuka menu Layout, klik bagian Size, lalu pilih A4 atau ukuran lain yang ditentukan kampus. Jika ukuran tidak tersedia, kamu bisa memasukkan secara manual lebar dan tinggi kertas sesuai ketentuan. Dengan cara ini, skripsi kamu akan tetap konsisten dari awal hingga akhir tanpa harus berulang kali diperbaiki.
3. Atur Margin Sesuai Ketentuan
Selain ukuran kertas, margin juga menjadi bagian penting dalam penulisan skripsi. Margin berfungsi sebagai batas ruang penulisan, dan biasanya setiap kampus sudah menentukan ukuran margin tertentu, misalnya 4 cm di kiri, 3 cm di atas, 3 cm di kanan, dan 3 cm di bawah. Jika kamu mengabaikan aturan ini, maka hasil cetakan skripsi bisa terlihat tidak rapi atau bahkan dianggap tidak sesuai standar.
Mengatur margin di Microsoft Word tidaklah sulit. Kamu hanya perlu membuka menu Layout, klik Margins, lalu pilih pengaturan yang sesuai. Jika tidak ada yang cocok, kamu bisa menggunakan opsi Custom Margins untuk memasukkan ukuran sesuai ketentuan kampus. Dengan begitu, skripsi kamu akan terlihat lebih profesional saat dicetak.
Baca Juga :Â Mengenal Folder Temp dan %Temp% di Windows, Apa Itu Temp dan %Temp%?
Kesalahan margin sering kali dianggap sepele, padahal bisa membuat mahasiswa diminta untuk mencetak ulang skripsi. Bayangkan saja, setelah menghabiskan banyak uang untuk jilid tebal skripsi, ternyata harus diulang hanya karena margin tidak sesuai. Jadi, jangan menyepelekan hal ini, pastikan margin skripsi kamu benar sejak awal.
4. Tambahkan Nomor Halaman Sejak Awal
Nomor halaman adalah salah satu elemen kecil yang sering membuat mahasiswa pusing saat menyusun skripsi. Padahal, fungsi nomor halaman sangat penting untuk memudahkan pembaca dalam menavigasi isi skripsi. Bayangkan jika skripsi setebal 100 halaman tidak memiliki nomor, tentu akan sulit untuk mencari bab atau subbab tertentu.
Masalah umum yang sering terjadi adalah mahasiswa baru menambahkan nomor halaman setelah skripsi selesai. Akibatnya, format menjadi kacau karena setiap bagian memiliki aturan penomoran yang berbeda. Misalnya, bagian awal (seperti daftar isi dan kata pengantar) biasanya menggunakan angka Romawi, sementara isi skripsi menggunakan angka Arab. Jika ini tidak diatur sejak awal, maka akan sangat merepotkan di akhir.
Untuk mengatasinya, kamu bisa menggunakan fitur Page Number di Microsoft Word. Fitur ini memungkinkan kamu menambahkan nomor halaman sesuai posisi yang diinginkan, baik di atas, bawah, maupun samping. Lebih dari itu, kamu juga bisa mengatur format angka, menghilangkan nomor di halaman pertama, atau memulai nomor tertentu di halaman tertentu. Dengan begitu, skripsi kamu akan terlihat lebih rapi dan mudah dibaca.
Baca Juga :Â Tips Profesional Microsoft Word Lengkap Agar Kerja Lebih Efisien
5. Gunakan Heading untuk Judul Bab dan Sub Bab
Salah satu trik paling berguna saat menulis skripsi adalah memanfaatkan fitur Heading di Microsoft Word. Dengan Heading, kamu bisa membuat struktur bab dan subbab secara otomatis, sehingga mempermudah pembuatan daftar isi. Banyak mahasiswa masih membuat daftar isi secara manual, padahal dengan Heading, daftar isi bisa diupdate hanya dengan satu klik.
Heading juga membantu menjaga konsistensi tampilan dalam skripsi. Misalnya, judul bab selalu menggunakan huruf kapital, ukuran font tertentu, dan bold. Dengan menggunakan Heading 1 untuk bab, Heading 2 untuk subbab, dan Heading 3 untuk sub-subbab, maka skripsi kamu akan lebih teratur tanpa harus mengedit satu per satu.
Selain itu, Heading sangat bermanfaat ketika ada revisi dalam skripsi. Misalnya, jika dosen meminta menambahkan subbab baru, daftar isi bisa langsung diperbarui secara otomatis. Dengan begitu, kamu tidak perlu repot mengecek nomor halaman secara manual. Jadi, jangan abaikan fitur ini, karena akan sangat membantu perjalanan panjangmu dalam menyusun skripsi.
6. Manfaatkan Fitur References > Insert Caption
Salah satu aturan penting dalam skripsi adalah memberi label pada gambar dan tabel. Hal ini bertujuan agar pembaca bisa dengan mudah memahami isi ilustrasi dan tabel yang kamu gunakan. Masalahnya, banyak mahasiswa yang masih memberi nama gambar dan tabel secara manual, padahal ini rawan tidak konsisten.
Baca Juga :Â Cara Mengatasi Error! Bookmark not defined di Microsoft Word
Dengan menggunakan fitur Insert Caption di menu References, kamu bisa menambahkan nama otomatis pada gambar atau tabel dalam skripsi. Misalnya, setiap gambar akan diberi nomor urut seperti Gambar 1.1, Gambar 1.2, dan seterusnya. Begitu juga dengan tabel. Keuntungan lain dari fitur ini adalah kamu bisa membuat daftar gambar dan daftar tabel secara otomatis, sama seperti daftar isi.
Bayangkan jika dalam skripsi kamu ada puluhan gambar dan tabel, tentu akan merepotkan jika harus memberi nomor manual satu per satu. Lebih parah lagi, jika ada tambahan gambar di tengah, maka seluruh penomoran harus diubah. Dengan Insert Caption, semua itu bisa diupdate otomatis. Jadi, skripsi kamu tidak hanya rapi, tetapi juga efisien dalam penyusunan.
7. Gunakan Section Break untuk Awal Bab
Tips terakhir yang wajib kamu lakukan agar skripsi terlihat profesional adalah menggunakan Section Break di awal setiap bab. Banyak mahasiswa masih menggunakan Enter berulang-ulang untuk memulai halaman baru, padahal cara ini bisa membuat format skripsi berantakan.
Dengan Section Break, setiap bab dalam skripsi bisa berdiri sendiri dan memiliki pengaturan berbeda. Misalnya, Bab I menggunakan header “BAB I PENDAHULUAN”, sementara Bab II menggunakan header berbeda. Selain itu, Section Break juga memudahkan pengaturan nomor halaman yang berbeda antara bagian awal dan isi skripsi.
Baca Juga :Â Tips Microsoft Word Tingkat Lanjut untuk Meningkatkan Produktivitas
Tidak hanya itu, Section Break juga berguna saat kamu ingin mengubah orientasi halaman. Misalnya, di Bab II terdapat tabel yang sangat lebar sehingga harus ditampilkan dalam mode landscape. Dengan Section Break, kamu bisa mengatur orientasi hanya untuk halaman tertentu tanpa mengganggu halaman lain. Jadi, fitur ini adalah senjata rahasia agar skripsi kamu tampak lebih rapi dan profesional.
Menulis skripsi memang bukan hal mudah, apalagi jika harus mengikuti berbagai aturan format yang ketat. Namun, dengan memahami pedoman kampus, mengatur ukuran kertas, margin, nomor halaman, serta memanfaatkan fitur Heading, Insert Caption, dan Section Break, perjalanan menyusun skripsi bisa menjadi lebih ringan. Ingat, isi yang bagus saja tidak cukup, karena dosen juga menilai kerapihan dan ketaatanmu pada aturan akademik.
Jadi, jangan menunda untuk menerapkan tips di atas sejak awal menulis skripsi. Dengan begitu, kamu bisa menghemat waktu, mengurangi revisi teknis, dan lebih fokus pada kualitas isi penelitianmu. Akhirnya, skripsi tidak lagi terasa sebagai beban berat, melainkan sebuah karya ilmiah yang bisa kamu banggakan.
Share this content:



Post Comment