SMA Ma’arif NU 1 Kemranjen Perkuat Sekolah Ramah Tanpa Bullying

SMA Ma’arif NU 1 Kemranjen Perkuat Sekolah Ramah Tanpa Bullying Edukasi, Empati, dan Solidaritas Jadi Kunci Lawan Perundungan di Lingkungan Sekolah

Kemranjen, 8 Agustus 2025 – SMA Ma’arif NU 1 Kemranjen kembali menegaskan langkah tegasnya untuk mewujudkan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan ramah bagi seluruh siswa. Lewat kegiatan bertajuk “Sosialisasi Sekolah Bebas Bullying”, pihak sekolah ingin memastikan setiap siswa merasa terlindungi dari segala bentuk perundungan.

Acara ini tidak sekadar formalitas, tapi menjadi gerakan nyata yang melibatkan guru bimbingan dan konseling, siswa, hingga seluruh warga sekolah untuk bersama-sama menolak praktik bullying. Dalam suasana yang penuh semangat, kegiatan ini mengajak semua pihak untuk membangun budaya saling menghargai, menjaga solidaritas, dan menguatkan kebersamaan di antara siswa.

Dalam pemaparannya, Ibu Rofiqoh Khoirunnisa, S.Sos.I, MA., selaku guru BK SMA Ma’arif NU 1 Kemranjen, menekankan bahwa bullying bukanlah hal sepele yang bisa dianggap candaan. Ia menuturkan bahwa efek bullying bisa meninggalkan luka mendalam pada korban, bahkan hingga dewasa.

Baca Juga : Yuk Kenalan Sama Kolokium! Tahapan Penting Menuju Kelulusan

“Bullying bukan sekadar bercanda berlebihan. Dampaknya bisa sangat dalam, bahkan membekas hingga dewasa. Banyak dampak yang tidak baik dari bullying, seperti kurang percaya diri, depresi, bahkan ada yang bunuh diri. Maka dari itu ayo bersama-sama melawan bullying agar sekolah terbebas dari bullying,” ujarnya di hadapan para siswa. Pesan ini menjadi pengingat bahwa mencegah bullying berarti menjaga kesehatan mental dan masa depan generasi muda.

Kegiatan sosialisasi ini juga mengupas tuntas berbagai bentuk bullying yang kerap terjadi di lingkungan sekolah, mulai dari perundungan fisik, verbal, sosial, hingga cyber bullying. Guru BK memberikan contoh nyata agar siswa lebih peka terhadap tanda-tanda bullying di sekitar mereka.

Tidak hanya itu, para siswa juga diajak untuk berani melapor jika melihat atau mengalami bullying. Tujuannya jelas: agar pelaku tidak merasa bangga, korban tidak merasa lemah, dan saksi punya keberanian untuk membantu. Dengan begitu, tercipta ekosistem sekolah yang saling menjaga satu sama lain dan bebas dari perilaku yang merugikan.

Lebih jauh, pihak sekolah menegaskan bahwa melawan bullying bukan hanya tugas guru BK atau kepala sekolah, tapi tanggung jawab bersama seluruh warga sekolah. Semua pihak, mulai dari guru, siswa, staf, hingga orang tua, perlu memiliki kesadaran bahwa bullying bisa merusak iklim belajar jika dibiarkan.

Baca Juga : Tahapan Klasifikasi Makhluk Hidup

SMA Ma’arif NU 1 Kemranjen percaya bahwa sekolah yang ideal bukan hanya tempat untuk mengejar nilai akademis, tapi juga ruang untuk menumbuhkan nilai kemanusiaan, empati, dan rasa saling peduli. Inilah alasan mengapa komitmen anti bullying selalu menjadi prioritas dalam setiap program sekolah.

Dengan adanya kegiatan seperti ini, SMA Ma’arif NU 1 Kemranjen berharap budaya positif akan semakin mengakar di kalangan siswa. Harapannya, mereka bukan hanya mampu melawan bullying di sekolah, tapi juga di lingkungan sosial yang lebih luas.

Sekolah yakin, jika semua pihak bersatu, bullying bisa ditekan seminimal mungkin, bahkan dihilangkan. Upaya ini menjadi bukti bahwa menciptakan sekolah ramah anak tanpa bullying bukanlah mimpi, melainkan sesuatu yang nyata dan bisa diwujudkan bersama.

Hanya pengagum pena dan aksara, menelusuri jejak makna dalam setiap kata. Menyukai sunyi yang berbicara lewat tulisan, tanpa ambisi, hanya ingin merasa dekat dengan cerita.

Post Comment