Story Edelweiss - Di sini, tempat di mana kita pernah berjalan bersama, meniti langkah dengan cinta yang tulus dan penuh harapan. Jalan ini kini menjadi saksi bisu bagi perjalanan kita yang tak terlupakan. Suasananya begitu berbeda hari ini, seakan alam pun merasakan getaran hati yang kacau. Hujan turun pelan, mengiringi langkahku yang berat. Dalam hening ini, kurasakan kabut sendu menyelimuti hatiku, seperti sebuah kabut malam yang menyelinap ke dalam jiwa dan menyusupkan kesedihan yang dalam.
Kita cukup sampai di sini saja ya, sebab, terus mempertahankan aku, kamu, untuk menjadi kita, hanya akan memperpanjang sandiwara. Seiring dengan tetes hujan yang membasahi pipiku, aku menyadari bahwa kita telah menjadi dua pemeran utama dalam pertunjukan yang sudah lama berlangsung. Pertunjukan cinta yang tak lagi memancarkan sinar kebahagiaan, tapi lebih mirip drama gelap yang tak kunjung usai. Kamu berpura-pura mencintaiku, aku berpura-pura bahagia bersamamu. Kita menciptakan ilusi indah dalam dunia yang sebenarnya terluka.
Saat ini, aku merasa seperti seorang pemain dalam drama kabaret, dengan riasan wajah ceria di panggung, tapi hati yang penuh luka di belakang tabir. Seolah-olah aku sedang menari di atas pecahan kaca yang tajam, berusaha menjaga senyum palsu agar tak ada yang tahu betapa pedihnya cinta kita. Kita selalu bermain peran dengan baik, membuat semua orang terkesima oleh hubungan kita yang begitu serasi, tapi dalam kegelapan malam ini, aku sadar bahwa kita hanyalah dua aktor yang terjebak dalam peran yang tak lagi sesuai.
Selamat berpisah, mungkin inilah saat yang tepat untuk kita akhiri pertunjukan ini. Terimakasih sudah menghargai perasaanku selama ini, walau mungkin itu hanya sandiwara bagi kita. Aku tahu, perpisahan bukanlah akhir yang kita impikan, tapi ini adalah jawaban yang tak terhindarkan. Kita adalah dua dunia yang selalu berusaha menyatu, namun semakin kita berusaha, semakin jauh kita berdua merasa terpisah. Ini adalah akhir yang tak pernah aku bayangkan, tapi kenyataannya, kita harus mengakhiri babak ini untuk membuka babak baru dalam hidup kita masing-masing.
Di antara riuhnya hujan, hatiku terasa terpilin. Ini bukanlah pertunjukan yang bisa kita lanjutkan lagi. Kita harus melepaskan satu sama lain, sebab mempertahankan sesuatu yang tak lagi kita miliki hanya akan membuat kita semakin terluka. Terkadang, cinta yang sejati adalah tentang melepaskan, bukan memaksakan diri untuk tetap bersama ketika tak ada lagi kebahagiaan. Mungkin suatu saat nanti, kita akan menemukan cinta yang lebih tulus, bukan hanya berpura-pura.
Saat kita berdua memutuskan untuk mengakhiri ini, hatiku seakan dirobek-robek oleh rasa sakit. Perasaan itu muncul seperti angin yang menusuk hingga ke sumsum tulang. Aku ingin menggenggammu erat-erat, menahanmu agar tak pergi. Tapi aku tahu, ini adalah saatnya kita berdua meraih kebahagiaan masing-masing. Terkadang, mencintai seseorang juga berarti membiarkan mereka pergi. Kita tak bisa terus-terusan berlari dalam lingkaran yang sama, berharap akan ada perubahan.
Kini, aku berdiri di tengah hujan, air mata bercampur dengan tetesan hujan yang tak berhenti. Seperti rasa getir yang selalu kurasakan setiap kali mengingatmu. Aku tak akan melupakan semua momen indah yang pernah kita bagikan. Kita pernah bahagia bersama, sejatinya kita pernah memiliki cinta yang tulus. Namun, pada akhirnya, itu semua hanya menjadi kenangan yang akan menghantui tidurku malam ini.
Aku merenung ke langit yang semakin gelap, mencari jawaban atas pertanyaan yang tak terucap. Mengapa cinta yang begitu dalam bisa berakhir dengan perpisahan yang tak terelakkan? Mungkin inilah keajaiban cinta, tak selalu berakhir dengan kebahagiaan, kadang juga dengan luka yang mendalam. Tapi aku tahu, kita berdua memiliki hak untuk mencari kebahagiaan kita masing-masing, bahkan jika itu berarti harus melepaskan satu sama lain.
Mungkin ada saat-saat ketika kita akan bertanya-tanya, apa yang salah dengan kita? Apakah kita bisa melakukan sesuatu untuk memperbaiki hubungan ini? Tapi aku yakin, kita sudah mencoba yang terbaik. Kita sudah berjuang, berusaha keras, dan mencoba untuk tetap bersama. Tapi cinta bukanlah sesuatu yang bisa dipaksakan, dan terus mempertahankan sesuatu yang tak lagi nyaman hanya akan membuat kita semakin menderita.
Dalam diam, aku mengenang momen-momen indah kita bersama. Kita pernah tertawa bersama, berjalan-jalan di bawah bintang-bintang, dan berbicara tentang mimpi-mimpi masa depan. Aku ingat senyumanmu, senyuman yang selalu mampu membuat hatiku meleleh. Tapi sekarang, senyuman itu seakan menjadi kenangan yang semakin jauh. Aku tak ingin melupakan semua itu, tapi aku juga tahu bahwa kita tak bisa terus hidup dalam kenangan.
Seiring hujan semakin lebat, aku merasa seolah-olah alam itu sendiri ikut meratapi perpisahan kita. Tetesan hujan menjadi saksi bisu atas perasaan yang tak terucapkan. Mungkin, ini adalah cara alam untuk menggambarkan perasaanku saat ini, hancur dan berduka. Saya ingin sekali lagi mendengar suaramu, merasakan kehangatan pelukanmu, tetapi itu hanya akan menjadi impian yang tak terwujud.
Sejenak aku menutup mata, berusaha meraih kembali ingatan tentang kita. Bagaimana kita pernah berdua merencanakan masa depan, tentang rumah yang ingin kita bangun bersama, tentang impian-impian yang ingin kita wujudkan. Aku ingin percaya bahwa semua itu tak akan hilang begitu saja, meskipun kita harus berpisah. Mungkin itu adalah keajaiban cinta, mampu meninggalkan jejak dalam hati, bahkan ketika kita harus berpisah.
Aku berjalan lebih jauh, menjauh dari tempat di mana kita terakhir kali bertemu. Rasanya seperti berjalan ke dalam kegelapan yang tak berujung, tapi aku tahu bahwa di ujung sana, ada cahaya yang menunggu untuk memandu langkahku. Aku tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi aku ingin percaya bahwa ini adalah awal dari babak baru dalam hidupku.
Aku akhiri monologku hari ini dengan perasaan campuran. Ada kesedihan yang mendalam karena kita harus berpisah, tapi juga ada harapan bahwa mungkin suatu hari nanti, kita akan menemukan kebahagiaan dalam bentuk yang berbeda. Terimakasih atas semua kenangan indah yang pernah kita bagikan. Meskipun kita harus berpisah, aku akan selalu mengingatmu dalam hatiku, sebagai bagian tak terpisahkan dari kisah hidupku. Semoga kamu juga menemukan kebahagiaanmu, di tempat yang jauh dari sini. Selamat tinggal, cinta yang pernah begitu berarti bagiku.